RAMAL-meramal telah ada sejak dulu kala. Mengapa manusia sangat suka meramal nasibnya ?
karena adanya rasa TAKUT yang ada dalam jiwa setiap manusia akan masa depan yang gelap dan pekat, sehingga manusia butuh penerang agar dirinya aman menjalani masa depannya. Inilah yang dilakukan oleh manusia yang tidak beriman pada Allah, Rabb pencipta pemilik pengatur alam semesta. Tidak percaya pada Qada dan Qadar Nya.
karena adanya rasa TAKUT yang ada dalam jiwa setiap manusia akan masa depan yang gelap dan pekat, sehingga manusia butuh penerang agar dirinya aman menjalani masa depannya. Inilah yang dilakukan oleh manusia yang tidak beriman pada Allah, Rabb pencipta pemilik pengatur alam semesta. Tidak percaya pada Qada dan Qadar Nya.
Gelapnya masa depan manusia adalah ujian bagi keimanan kita pada Allah SWT. Berhati-hatilah dengan perangkap Ramalan nasib yang berbalut modern dan ilmiyah.
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mendatangi peramal kemudian ia meminta agar diramal tentang sesuatu kepada peramal tersebut, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama empat puluh hari.” (HR Muslim).
Menurut Al Jurjani dalam Ta’rifatnya, “Peramal adalah orang yang biasa memberitahukan tentang kejadian dan peristiwa di masa mendatang. Mengakui berbagai rahasia dan ilmu tentang alam gaib.”Percaya kepada para peramal adalah bentuk penyimpangan dari ajaran Islam. Bahkan, bisa jadi merupakan salah satu bentuk kekufuran, karena tidak ada seorangpun yang mengetahui alam gaib kecuali Allah SWT, sebagaimana firmanNya, “Dan pada sisi Allahlah kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang didaratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS Al An’am [6]:59).
Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah SAW pernah ditanya sekelompok orang tentang para peramal. Rasulullah menjawab, “Mereka itu tidak ada apa-apanya.” Orang-orang tersebut berkata lagi, “Kadang mereka bisa meramal sesuatu dengan benar,” Rasulullah menjawab, “Perkataan yang benar itu adalah wahyu dari Allah, lalu dicuri oleh jin dan dibisikkannya ke telinga para peramal setelah dicampur aduk dengan seratus kebohongan (HR Bukhari dari Aisyah ra).
Sebagai seorang Muslim, tidak semestinya kita mendatangi peramal hanya untuk “melihat” tentang umur, jodoh, karier, bisnis, penyakit, kehilangan, masa depan, garis tangan, dan lain-lain. Sebab, hal tersebut adalah perilaku syirik yang dosanya tidak diampuni.
Allah adalah tempat meminta dan tempat mengadukan semua keluh kesah, “Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah. Jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.” (HR Tirmizi). Allah SWT juga berfirmanj, “Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu.” (QS Albaqarqah[2]:186).
Semoga kita tidak gampang terbujuk untuk lebih mempercayai para peramal, lewat media apa pun. Wallahu a’lam.
Oleh Hartono Rahimi, sumber http://hikmah08.multiply.com/journal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar