Minggu, 29 Januari 2012

Mengapa Manusia Suka Meramal Nasibnya ?

RAMAL-meramal telah ada sejak dulu kala. Mengapa manusia sangat suka meramal nasibnya ?
karena adanya rasa TAKUT yang ada dalam jiwa setiap manusia akan masa depan yang gelap dan pekat, sehingga manusia butuh penerang agar dirinya aman menjalani masa depannya. Inilah yang dilakukan oleh manusia yang tidak beriman pada Allah, Rabb pencipta pemilik pengatur alam semesta. Tidak percaya pada Qada dan Qadar Nya.

Gelapnya masa depan manusia adalah ujian bagi keimanan kita pada Allah SWT. Berhati-hatilah dengan perangkap Ramalan nasib yang berbalut modern dan ilmiyah.
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mendatangi peramal kemudian ia meminta agar diramal tentang sesuatu kepada peramal tersebut, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama empat puluh hari.” (HR Muslim).

Menurut Al Jurjani dalam Ta’rifatnya, “Peramal adalah orang yang biasa memberitahukan tentang kejadian dan peristiwa di masa mendatang. Mengakui berbagai rahasia dan ilmu tentang alam gaib.”Percaya kepada para peramal adalah bentuk penyimpangan dari ajaran Islam. Bahkan, bisa jadi merupakan salah satu bentuk kekufuran, karena tidak ada seorangpun yang mengetahui alam gaib kecuali Allah SWT, sebagaimana firmanNya, “Dan pada sisi Allahlah kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang didaratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS Al An’am [6]:59).

Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah SAW pernah ditanya sekelompok orang tentang para peramal. Rasulullah menjawab, “Mereka itu tidak ada apa-apanya.” Orang-orang tersebut berkata lagi, “Kadang mereka bisa meramal sesuatu dengan benar,” Rasulullah menjawab, “Perkataan yang benar itu adalah wahyu dari Allah, lalu dicuri oleh jin dan dibisikkannya ke telinga para peramal setelah dicampur aduk dengan seratus kebohongan (HR Bukhari dari Aisyah ra).

Sebagai seorang Muslim, tidak semestinya kita mendatangi peramal hanya untuk “melihat” tentang umur, jodoh, karier, bisnis, penyakit, kehilangan, masa depan, garis tangan, dan lain-lain. Sebab, hal tersebut adalah perilaku syirik yang dosanya tidak diampuni.

Allah adalah tempat meminta dan tempat mengadukan semua keluh kesah, “Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah. Jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.” (HR Tirmizi). Allah SWT juga berfirmanj, “Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu.” (QS Albaqarqah[2]:186).

Semoga kita tidak gampang terbujuk untuk lebih mempercayai para peramal, lewat media apa pun. Wallahu a’lam.
Oleh Hartono Rahimi, sumber http://hikmah08.multiply.com/journal

Minggu, 15 Januari 2012

Alasan Ilmiah di Balik Larangan Khalwat Pria dan Wanita

Perintah untuk tidak berkhalwat (berdua-duaan) antara seorang pria dan wanita yang bukan mahram selama ini dipatuhi seorang mukmin sebagai ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Tapi, jarang dari kita yang mengetahui alasan ilmiah di balik perintah itu.
Kenapa hal tersebut dilarang dan dianggap berbahaya oleh syariat Islam? Bagian tubuh kita yang mana yang ternyata berpengaruh terhadap kondisi khalwat itu?
Baru-baru ini, sebuah penelitian membuktikan bahaya berkhalwat tersebut.
Para peneliti di Universitas Valencia menegaskan bahwa seorang yang berkhalwat dengan wanita menjadi daya tarik yang akan menyebabkan kenaikan sekresi hormon kortisol. Kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab terjadinya stres dalam tubuh. Meskipun subjek penelitian mencoba untuk melakukan penelitian atau hanya berpikir tentang wanita yang sendirian denganya hanya dalam sebuah simulasi penelitian. Namun hal tersebut tidak mampu mencegah tubuh dari sekresi hormon tersebut.

"Cukuplah anda duduk selama lima menit dengan seorang wanita. Anda akan memiliki proporsi tinggi dalam peningkatan hormon tersebut," inilah temuan studi ilmiah baru-baru ini yang dimuat pada Daily Telegraph!
Para ilmuwan mengatakan bahwa hormon kortisol sangat penting bagi tubuh dan berguna untuk kinerja tubuh tetapi dengan syarat mampu meningkatkan proporsi yang rendah, namun jika meningkat hormon dalam tubuh dan berulang terus proses tersebut, maka yang demikian dapat menyebabkan penyakit serius seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi dan berakibat pada diabetes dan penyakit lainnya yang mungkin meningkatkan nafsu seksual.
Bentuk yang menyerupai alat proses hormon penelitian tersebut berkata bahwa stres yang tinggi hanya terjadi ketika seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita asing (bukan mahram), dan stres tersebut akan terus meningkat pada saat wanitanyamemiliki daya tarik lebih besar! Tentu saja, ketika seorang pria bersama dengan wanita yang merupakan saudaranya sendiri atau saudara dekat atau ibunya sendiri tidak akan terjadi efek dari hormon kortisol. Seperti halnya ketika pria duduk dengan seorang pria aneh, hormon ini tidak naik. Hanya ketika sendirian dengan seorang pria dan seorang wanita yang aneh!
Para peneliti mengatakan bahwa pria ketika ada perempuan asing disisinya, dirinya dapat membayangkan bagaimana membangun hubungan dengannya (jika tidak emosional), dan dalam penelitian lain, para ilmuwan menekankan bahwa situasi ini (untuk melihat wanita dan berpikir tentang mereka) jika diulang, mereka memimpin dari waktu ke waktu untuk penyakit kronis dan masalah psikologis seperti depresi.
Nabi saw mengharaman khalwat
Kita semua tahu hadits yang terkenal yang mengatakan: "Tidaknya ada orang yang seorang laki-laki berkhlawat dengan wanita kecuali setan adalah yang ketiga, hadits ini menegaskan diharamkannya berkhalwat bagi seorang pria dengan wanita asing atau bukan mahramnyaI . karena itu Nabi saw melalui syariat ini menginginkan kita menghindari banyak penyakit sosial dan fisik.
Ketika seorang beriman mampu menghindari diri dari melihat wanita (yang bukan mahram) dan menghindari diri dari berkhalwat dengan mereka, maka ia mampu mencegah penyebaran amoralitas dan dengan demikian melindungi masyarakat dari penyakit epidemi dan masalah sosial, dan mencegah individu dari berbagai penyakit ...

Kami sampaikan kepada mereka yang tidak puas dengan agama kami yang hanif: Bukankah Islam sebagai agama layak dihormati dan diikuti? mnh/alkaheel